Islam dan
Para MalaikatNya
Besar dan lebar pintu syurga.
Syurga
itu punya dua pintu gerbang. Dan padanya ada dua daun pintu. Yang satu terdiri
dari emas, sedang yang lain terdiri dari perak. Lebar antara tiap-tiap kedua
daun pintu itu seperti jarak antara langit dan bumi. (DAQAAIQUL AKBAR). Dan di
dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala menyebutkan juga, di syurga itu terdapat
divan-divan yang berlapis emas dan permata.
“ ‘Alaa sururim-maudhuw-natin.........”.
“Berada diatas divan yang bertatahkan emas dan permata”. (QS. Al. Waqi’ah. 15).
“Mut-takitiyna ‘alaa sururinm-mashfuw
fatin”.
“Mereka bersandar diatas divan-divan yang berderetan”. (QS. Ath. Thuur. 20).
Sifat sungai-sungai di syurga.
Di
dalam Al-Qur’an ayat-ayat yang menyebutkan tentang adanya sungai di syurga
sebanyak lebih kurang 33
tempat. Adapun sifat-sifatnya yaitu :
“Masyalul-jannatil-latii
wu’idal-muttaquwna. Fiyhaa anhaarunm-minm-maa-i ghayri-aa sinin. Wa
anhaarunm-minl-labaninl-lam yataghayyar tha’muhu. Wa anhaarunm-min
khamrinl-ladz-dzatinl-lisy-syaari biyna. Wa anhaarunm-min ‘asalinm-mushaffan”.
“Adapun perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang taqwa,
ialah: di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tak pernah basi, ada
sungai-sungai dari susu yang rasanya tidak pernah berubah, ada sungai-sungai
dari khamar yang lezat rasanya bagi yang
meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring”. (QS. Muhammad. 15).
Sungai Rajab.
Disebutkan dalam sebuah hadits,
bahwa Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda :
“Inna fil jannati nahran yuqaalu lahu
rajaba syaddu bayaa dhan minal-labani wa ahhla minal-‘asali man shaa mayauwman
min ra hhaba saqaa hullahu min dzaalikan-nahri”.
“Bahwasanya di dalam syurga terdapat satu sungai yang disebut sungau
Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, sedang rasanya lebih manis dari pada
madu. Siapa yang puasa satu hari dibulan rajab, maka Allah berkenan memberikan
minuman dari sungai itu”.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
“Kulihat di malam Mi’raj, ada suatu sungai, yang mana airnya lebih manis
dari pada madu, lebih dingin dari pada es, baunya lebih harum dari pada misik.
Lalu aku bertanya kepada Jibril : Buat siapa sungai ini ? Jibril menjawab :
Buat siapa saja yang senantiasa membaca shalawat kepada Engkau dibulan rajab”. (DURRARUN NAASHIHIN).
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Pada malam perjalananku, diperlihatkan kepadaku semua syurga. Maka aku
melihat empat macam sungai : sungai air, sungai susu, sungai khamar, sungai
madu jernih. Hal itu sebagaimana tersebut di dalam Al-Qur’an pada surat
Muhammad ayat 15. Lalu aku bertanya
kepada Jibril : Dari mana air ini bersumber dan kemana mengalir ? Jibril
menjawab : Mengalir ke kolam Al-Kautsar. Tetapi aku belum mengetahui dari mana
air ini bersumber. Coba kutanyakan lebih dahulu kepada Tuhanmu. Kemudian
datanglah seorang malaikat dan berkata kepadaku : Hai Muhammad, pejamkanlah
matamu ! Tiba-tiba aku berada di dekat sebua pohon, sedang sisinya terdapat
sebuah kubbah yang terdiri dari mutiara putih, sedang pintunya terdiri dari
yaqut hijau dan kuncinya dari emas merah”.
Jika dunia seisinya ini deletakkan diatas kubbah itu, maka dunia seisinya
ini akan seperti burung yang hinggap diatas gunung, atau seperti telur yang
diletakkan diatas gunung. Aku melihat sungai-sungai itu mengalir dari bawah
kubbah. Ketika aku hendak kembali, berkatalah Malaikat itu : menyuruhku
memasukinya. Aku bertanya : Bagaimana aku bisa masuk, sedang pintunya terkunci
? Berkata si Malaikat : Kuncinya berada ditanganmu. Yaitu lafazh : ”Bismillahir-rahmanir-rahiim”.
Maka Aku mengucapkan, “Bismillahir-rahmanir-rahiim”. Tiba-tiba terbukalah
pintu kubbah itu dan masuklah aku kedalamnya. Maka aku menyaksikan dari ke
empat sudutnya mengalir empat sungai itu. Ketika akan pulang, si Malaikat itu
menunjukkan aku lafazh “Bismillahir-rahmanir-rahiim” tertulis di atas
sudut-sudut kubbah itu. Dan Aku menyaksikannya, bahwa sungai-sungai itu airnya
bersumber dari lafazh “Bismillahi-rahmanir-rahiim”. Sungai air bersumber dari
“Mim” lafazh “Bismillah”. Sungai susu bersumber dari “Ha” lafazh “Allah”.
Sungai khamar bersumber dari “Mim” lafazh “Arrahmaan”. Sedang sungai madu
bersumber dari “Mim” lafazh “Arrahiim”. Maka tahulah aku bahwa sumber-sumber
sungai itu berasal dari lafazh : “Bismillahir-rahmanir-rahiim”. Kemudian Allah
berfirman : “Hai Muhammad ! barang siapa dari ummatmu yang menyebut-Ku dengan
nama-nama ini, akan Ku beri minum dari sungai-sungai itu”.
Makanan penduduk syurga.
Di
dalam Al-Qur’an disebutkan, bahwa makanan penduduk syurga itu terdiri dari buah-buahan,
burung-burung yang sehat, almanna (rasanya seperti madu), assalwan (bangsa
burung puyuh), air madu, susu dan berbagai macam makanan yang tidak bisa
dihitung banyaknya.
Disebutkan, bahwa Tsauban bekas
budak Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. berkata :
Aku
sedang berdiri disisi Rasulullah s.a.w. Tiba-tiba ada seorang pendeta Yahudi
menghadap, lalu mengemukakan beberapa pernyataan, sehingga ia bertanya ;
Siapakah orang pertama yang diperbolehkan (yakni atas titian) ?
Nabi s.a.w. menjawab : Orang-orang
Muhajirin yang Qari (ahli membaca Al-Qur’an).
Yahudi
itu bertanya lagi : Apakah hadiah mereka, setelah mereka masuk syurga ?
Nabi s.a.w. menjawab : Buih hati ikan paus.
Yahudi
itu bertanya lagi : Apakah makanan mereka sesudah itu ?
Nabi s.a.w bersabda : “Disembelih bagi mereka itu lembu jantan syurga,
lalu mereka memakannya ditepi-tepi syurga”.
Yahudi
bertanya lagi : Apakah minuman mereka setelah memakan lembu jantan itu ?
Nabi s.a.w. menjawab : Mereka minum dari mata air di syurga namanya “salsabil”.
Yahudi
itu berkata : Benar engkau !
Zaid bin Arqam berkata : Seseorang laki-laki Yahudi datang kepada
Rasulullah s.a.w. lalu berkata : Hai
Abal Qasim, betulkah, bahwa engkau mengatakan bahwa penduduk syurga itu makan
minum di dalam syurga ?
Dan
Yahudi sebelumnya mengatakan kepada teman-temannya : Jikalau ia mengatakan yang
demikian padaku, niscaya aku kalahkan dia dengan alasan.
Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab : Benar ! Demi Allah yang diriku didalam
kekuasaan-Nya ! Bahwa seseorang dari mereka diberi kekuatan makan, dan minum.
Maka
orang Yahudi itu bertanya : Bahwa orang yang makan dan minum tidak usah
berhajat ?
Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda : Hajat keperluan mereka ialah
berupa keringat yang mengalir dari kulit meraka seperti kasturi, jadi perut
mereka itu menjadi seperti semula lagi.
Abdullah bin ‘Amr berkata tentang
Firman Allah Ta’ala :
“..........Yuthaafu ‘alaiyhim bishi
hhaafi.......”.
“Di edarkan pada mereka piring-piring”. (QS. Az-Zukhruf. 71).
Maka
Abdullah bin ‘Amr mengatakan : Diedarkan kepada mereka tujuh puluh piring dari
emas. Setiap piring terdapat warna, yang mana tidak terdapat warna seperti itu
dipiring lainnya. Dalam hadits riwayat Bazzar dengan sanat daa’if yang berasal
dari Ibnu Mas’ud ddisebutkan :
“Innaka latan-zhura ilath-thayri fil
jannati fatas-tahiyhi fayakhir-ru bayna yadayka masywiyyan”.
“Sesungguhnya engkau akan melihat pada seekor burung dalam syurga yang
engkau menginginkan dagingnya. Lalu jatuhlah burung itu dihadapanmu dalam
keadaan telah masak”.
Hudaifah berkata : Nabi Muhammad
Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Bahwa didalam syurga itu ada burung sebesar unta”.
Abu Bakar Shiddiq r.a. bertanya : Bahwa burung itu sungguh menikmatkan wahai
Rasulullah s.a.w. ?
Nabi Muhammad s.a.w. menjawab : “Orang yang memakannya akan merasa nikmat.
Dan engkau wahai Abu Bakar termasuk orang yang memakannya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar