Selasa, 16 Juli 2013

Pintu Syurga,


                                                     Islam dan Para MalaikatNya
Besar dan lebar pintu syurga.
Syurga itu punya dua pintu gerbang. Dan padanya ada dua daun pintu. Yang satu terdiri dari emas, sedang yang lain terdiri dari perak. Lebar antara tiap-tiap kedua daun pintu itu seperti jarak antara langit dan bumi. (DAQAAIQUL AKBAR). Dan di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala menyebutkan juga, di syurga itu terdapat divan-divan yang berlapis emas dan permata.
“ ‘Alaa sururim-maudhuw-natin.........”.
“Berada diatas divan yang bertatahkan emas dan permata”. (QS. Al. Waqi’ah. 15).
“Mut-takitiyna ‘alaa sururinm-mashfuw fatin”.
“Mereka bersandar diatas divan-divan yang berderetan”.  (QS. Ath. Thuur. 20).
Sifat sungai-sungai di syurga.
Di dalam Al-Qur’an ayat-ayat yang menyebutkan tentang adanya sungai di syurga sebanyak lebih  kurang 33 tempat. Adapun sifat-sifatnya yaitu :
“Masyalul-jannatil-latii wu’idal-muttaquwna. Fiyhaa anhaarunm-minm-maa-i ghayri-aa sinin. Wa anhaarunm-minl-labaninl-lam yataghayyar tha’muhu. Wa anhaarunm-min khamrinl-ladz-dzatinl-lisy-syaari biyna. Wa anhaarunm-min ‘asalinm-mushaffan”.
“Adapun perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang taqwa, ialah: di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tak pernah basi, ada sungai-sungai dari susu yang rasanya tidak pernah berubah, ada sungai-sungai dari khamar  yang lezat rasanya bagi yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring”. (QS. Muhammad. 15).
Sungai Rajab.
Disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda :
“Inna fil jannati nahran yuqaalu lahu rajaba syaddu bayaa dhan minal-labani wa ahhla minal-‘asali man shaa mayauwman min ra hhaba saqaa hullahu min dzaalikan-nahri”.
“Bahwasanya di dalam syurga terdapat satu sungai yang disebut sungau Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, sedang rasanya lebih manis dari pada madu. Siapa yang puasa satu hari dibulan rajab, maka Allah berkenan memberikan minuman dari sungai itu”.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
“Kulihat di malam Mi’raj, ada suatu sungai, yang mana airnya lebih manis dari pada madu, lebih dingin dari pada es, baunya lebih harum dari pada misik. Lalu aku bertanya kepada Jibril : Buat siapa sungai ini ? Jibril menjawab : Buat siapa saja yang senantiasa membaca shalawat kepada Engkau dibulan rajab”. (DURRARUN NAASHIHIN).
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Pada malam perjalananku, diperlihatkan kepadaku semua syurga. Maka aku melihat empat macam sungai : sungai air, sungai susu, sungai khamar, sungai madu jernih. Hal itu sebagaimana tersebut di dalam Al-Qur’an pada surat Muhammad ayat 15. Lalu aku bertanya  kepada Jibril : Dari mana air ini bersumber dan kemana mengalir ? Jibril menjawab : Mengalir ke kolam Al-Kautsar. Tetapi aku belum mengetahui dari mana air ini bersumber. Coba kutanyakan lebih dahulu kepada Tuhanmu. Kemudian datanglah seorang malaikat dan berkata kepadaku : Hai Muhammad, pejamkanlah matamu ! Tiba-tiba aku berada di dekat sebua pohon, sedang sisinya terdapat sebuah kubbah yang terdiri dari mutiara putih, sedang pintunya terdiri dari yaqut hijau dan kuncinya dari emas merah”.
Jika dunia seisinya ini deletakkan diatas kubbah itu, maka dunia seisinya ini akan seperti burung yang hinggap diatas gunung, atau seperti telur yang diletakkan diatas gunung. Aku melihat sungai-sungai itu mengalir dari bawah kubbah. Ketika aku hendak kembali, berkatalah Malaikat itu : menyuruhku memasukinya. Aku bertanya : Bagaimana aku bisa masuk, sedang pintunya terkunci ? Berkata si Malaikat : Kuncinya berada ditanganmu. Yaitu lafazh : ”Bismillahir-rahmanir-rahiim”.
Maka Aku mengucapkan, “Bismillahir-rahmanir-rahiim”. Tiba-tiba terbukalah pintu kubbah itu dan masuklah aku kedalamnya. Maka aku menyaksikan dari ke empat sudutnya mengalir empat sungai itu. Ketika akan pulang, si Malaikat itu menunjukkan aku lafazh “Bismillahir-rahmanir-rahiim” tertulis di atas sudut-sudut kubbah itu. Dan Aku menyaksikannya, bahwa sungai-sungai itu airnya bersumber dari lafazh “Bismillahi-rahmanir-rahiim”. Sungai air bersumber dari “Mim” lafazh “Bismillah”. Sungai susu bersumber dari “Ha” lafazh “Allah”. Sungai khamar bersumber dari “Mim” lafazh “Arrahmaan”. Sedang sungai madu bersumber dari “Mim” lafazh “Arrahiim”. Maka tahulah aku bahwa sumber-sumber sungai itu berasal dari lafazh : “Bismillahir-rahmanir-rahiim”. Kemudian Allah berfirman : “Hai Muhammad ! barang siapa dari ummatmu yang menyebut-Ku dengan nama-nama ini, akan Ku beri minum dari sungai-sungai itu”.
Makanan penduduk syurga.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan, bahwa makanan penduduk syurga itu terdiri dari buah-buahan, burung-burung yang sehat, almanna (rasanya seperti madu), assalwan (bangsa burung puyuh), air madu, susu dan berbagai macam makanan yang tidak bisa dihitung banyaknya.
Disebutkan, bahwa Tsauban bekas budak Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. berkata :
Aku sedang berdiri disisi Rasulullah s.a.w. Tiba-tiba ada seorang pendeta Yahudi menghadap, lalu mengemukakan beberapa pernyataan, sehingga ia bertanya ; Siapakah orang pertama yang diperbolehkan (yakni atas titian) ?
 Nabi s.a.w. menjawab : Orang-orang Muhajirin yang Qari (ahli membaca Al-Qur’an).
Yahudi itu bertanya lagi : Apakah hadiah mereka, setelah mereka masuk syurga ?
Nabi s.a.w. menjawab : Buih hati ikan paus.
Yahudi itu bertanya lagi : Apakah makanan mereka sesudah itu ?
Nabi s.a.w bersabda : “Disembelih bagi mereka itu lembu jantan syurga, lalu mereka memakannya ditepi-tepi syurga”.
Yahudi bertanya lagi : Apakah minuman mereka setelah memakan lembu jantan itu ?
Nabi s.a.w. menjawab : Mereka minum dari mata air di syurga namanya “salsabil”.
Yahudi itu berkata : Benar engkau !
Zaid bin Arqam berkata : Seseorang laki-laki Yahudi datang kepada Rasulullah s.a.w. lalu berkata : Hai Abal Qasim, betulkah, bahwa engkau mengatakan bahwa penduduk syurga itu makan minum di dalam syurga ?
Dan Yahudi sebelumnya mengatakan kepada teman-temannya : Jikalau ia mengatakan yang demikian padaku, niscaya aku kalahkan dia dengan alasan.
Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab : Benar ! Demi Allah yang diriku didalam kekuasaan-Nya ! Bahwa seseorang dari mereka diberi kekuatan makan, dan minum.
Maka orang Yahudi itu bertanya : Bahwa orang yang makan dan minum tidak usah berhajat ?
Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda : Hajat keperluan mereka ialah berupa keringat yang mengalir dari kulit meraka seperti kasturi, jadi perut mereka itu menjadi seperti semula lagi.
Abdullah bin ‘Amr berkata tentang Firman Allah Ta’ala :
“..........Yuthaafu ‘alaiyhim bishi hhaafi.......”.
“Di edarkan pada mereka piring-piring”. (QS. Az-Zukhruf. 71).
Maka Abdullah bin ‘Amr mengatakan : Diedarkan kepada mereka tujuh puluh piring dari emas. Setiap piring terdapat warna, yang mana tidak terdapat warna seperti itu dipiring lainnya. Dalam hadits riwayat Bazzar dengan sanat daa’if yang berasal dari Ibnu Mas’ud ddisebutkan :
“Innaka latan-zhura ilath-thayri fil jannati fatas-tahiyhi fayakhir-ru bayna yadayka masywiyyan”.
“Sesungguhnya engkau akan melihat pada seekor burung dalam syurga yang engkau menginginkan dagingnya. Lalu jatuhlah burung itu dihadapanmu dalam keadaan telah masak”.
Hudaifah berkata : Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Bahwa didalam syurga itu ada burung sebesar unta”.
Abu Bakar Shiddiq r.a. bertanya : Bahwa burung itu sungguh menikmatkan wahai Rasulullah s.a.w. ?
Nabi Muhammad s.a.w. menjawab : “Orang yang memakannya akan merasa nikmat. Dan engkau wahai Abu Bakar termasuk orang yang memakannya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar