Islam dan Para MalaikatNya
Malaikat Munkar dan Nakir.
Malaikat Munkar dan
Nakir adalah dua diantara sepuluh malaikat yang wajib diketahui dan di- Imankan.
Kedua malaikat itu bertugas mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mayit yang
baru dikuburkan.
Shifat-shifat malaikat itu.
Diriwayatkan
didalam sebuah hadits, tatkala mayit diletakkan didalam kubur, maka datanglah
dua malaikat yang hitam-hitam, kedua matanya melorok/pandangannya menakutkan.
Suaranya seperti guntur yang menyambar, kedua taring-taringnya bisa menggali
bumi lalu keduanya datang kepada mayat sekitar kepalanya. Disebutkan juga dalam
satu riwayat bahwasanya mata keduanya seperti belanga-belang tembaga, sedang
suaranya seperti halilintar.
Diriwayat yang lain
juga dikatakan bahwa keduanya Munkar dan Nakir menggali dan menginjak keduanya
pada rambutnya, keduanya membawa sebuah tongkat besi {gada besi}. Yang
sekiranya berkumpul orang Haji yang berada di Mina untuk mengangkatnya, niscaya
mereka tak kuasa mengangkatnya.
“...Lau dhuriba bihaa jabalun lashaara turaaban...”
“Jika
gunung-gunung itu dipukul dengan gada itu niscaya menjadi hancur”
Pertanyaan kubur.
Dalam suatu riwayat
menyebutkan adanya pertanyaan kubur. Dan sesungguhnya mayat itu akan bisa
mendengarkan suara-suara orang yang berta’ziyah, ketika mereka kembali dari
menghadiri pemakaman. Laku Ia ditanya oleh Malaikat :
“Man rabbuka, wamaa diyunuka, waman
nabiyyuka”.
“Siapa Tuhan engkau”. Apa agama
engkau”. Dan siapa Nabi engkau”.
Maka jika mayit itu seorang Muslim maka Ia menjawab :
“Rabbiyyallah, wadiynil-islamu,
wanabiyyi Muhammadu shalallahu ‘alaiyhi wasallamu”.
“Tuhanku Allah”. Agamaku Islam, dan
Nabiku Nabi Muhammad s.a.w. Nabi s.a.w. menyambung : Lalu Munkar dan Nakir
menghardik orang mu’min itu dengan hardikaan yang keras. Dan itulah penghabisan
fitnah yang didatangkan kepada mayit”.
Malaikat yang datang sebelum Munkar dan Nakir.
Sebelum malaikat
Munkar dan Nakir datang kedalam kubur orang yang baru meniggal, terlebih dahulu
mayit itu didatangi oleh malaikat
bernama “Rumman” wajahnya bercahaya seperti matahari. Lalu Ia duduk dan
berkata kepada mayit :
“Tulislah
semua yang pernah engkau lakukan baik yang berupa kebajikan, maupun yang berupa
kejahatan. Lalu mayit berkata :
Dengan apa aku menulis, mana
qalamku, dawat / tinta dan tempat tintaku ? Maka Malaikat itu
berkata : Hendaklah engkau jadikan air liur
engkau sebagai tinta, sedangkan jari engkau sebagai qalam.
Lalu mayit itu berkata : Apa
yang akan kutulis, sedang aku tidak punya buku.
Lalu Nabi Muhammaad s.a.w. bersabdanya : Lalu malaikat itu memotong sebagian dari kafan mayit
kemudian memberikannya kepada simayit.
Berkatalah Malaikat itu : Inilah
buku engkau maka sekarang tulislah !
Kemudian si mayit menulis segala
perbuatannya yang berbentuk kebaikkan, dengan lancar dan senang hati. Namun
ketika sampai pada penulisan tentang perbuatannya yang jelek-jelek Ia merasa
enggan dan malu, serta berhenti menulisnya.
Maka Malaikat yang ditugaskan itu berkata : Hai orang yang bersalah, mengapa engkau tidak malu kepada
Tuhan yang menciptakan kamu waktu engkau mengerjakannya di dunia. Padahal hari
ini engkau malu kepadaku ? Lalu Malaikat itu mengambil gada dan dipukulkan pada
si mayit.
Maka si mayit itu
berkata : Bebaskan aku, sehingga aku bebas menulisnya. Lalu si mayit menulis
segala perbuatannya yang jelek seluruhnya. Kemudian si mayit diperintahkan lagi
menggulung, dan memberi tandanya. Setelah digulung si mayit berkata : Dengan
apa aku memberi tandanya, padahal padaku tidak ada apapun untuk membuat tanda pada
tulisan ini. Maka si Malaikat itu berkata : Tandailah dengan kuku engkau. Dan
sesudah selesai, lalu dikalungkannya semua catatan itu pada si mayit, sampai
hari kiamat. Sesudah itu masuklah Malaikat Munkar dan Nakir kedalam kubur si
mayit.