Minggu, 28 Juli 2013

Bidadari Syurga,

 
Islam dan Para MalaikatNya
Bidadari syurga.
Didalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits, dapat kita ketahui beberapa keterangan tentang sifat-sifat bidadari yang berada di syurga. Mereka berkulit putih bersih dan bermata jeli.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman didalam Al-Qur’an :
“Hhuwrunm-maqshuwraatun fiyl-khiyaa-mi”.
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah”.
 (QS. Ar-Rahmaan. 72)
“.......Wa hhuwrun ‘iynun”.....”.
“Dan (di dalam syurga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli”.
 (QS Al-Waqi’ah. 22).
“Kadzaa-lika wajauw-waj-naahum bi-hhuwri-‘iynin”.
“Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari”.
 (QS. Ad-Dukhaan. 54).
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
“Allah Ta’ala telah menciptakan wajah-wajah bidadari terdri dari empat warna, putih,hijau, kuning dan merah. Dan tubuhnya diciptakan dari Za’faron, Misik dan Kafur. Dan rambutnya diciptakan dari Kengkeh. Bagian tubuhnya mulai dari kaki sampai lutut tercipta Za’faron. Dari lutut sampai dada tercipta dari ‘Anbar. Dari leher sampai kepala tercipta dari Kafur. Andaikata meludah kedunia, maka ludahnya akan menjelma menjadi misik. Pada setiap dadanya tertulis nama yang didampinginya dan nama dari nama-nama Allah Ta’ala. Pada setiap tangannya mengenakan sepuluh gelang dari emas, memakai cicin sebanyak sepuluh pada jari-jarinya, memakai sepuluh perhiasan gelang kaki dari mutiara dan permata.”.
Ibnu Abbas berkata : Bersabda Nabi Muhammad s.a.w. :
“Sesungguhnya di syurga terdapat bidadari- bidadari yang dinamakan “Al’ainaa”. Mereka amat merindukan pendamping-pendamping mereka. Andaikata diantara mereka ada yang meludah ke air laut dengan satu ludahan, sungguh menjadi tawar air laut tersebut.
Pada dagunya tertulis : Siapa yang ingin seperti keadaanku, maka berlaku ta’atlah kepada Allah Ta’ala”.
Adapun kecantikan bidadari- bidadari dalam syurga, Allah Ta’ala telah menyebutkan didalam Al-Qur’an :
“Ka-annahun-nalyaa quwtu wal-marjaanu......”
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan”. (QS. Ar-Rahman. 58).
Nabi Muhammad s.a.w. pernah ditanya : Apakah penduduk syurga bersenggama ?
Nabi Muhammad s.a.w. menjawab :
“Yu’-thayar-rajulu minhum minal quw-wati fiyl yauwmil-wa-hhidi af-dhalu min sab-‘iyna minkum”
“Diberikan pada mereka yang laki-laki (dari penduduk syurga) beberapa kekuatan sehari lebih utama dari 70 orang dari padamu”.
Pohon besar di syurga.
Diriwayatkan bahwa Ka’ab berkata : Aku bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang phon-pohon syurga. Maka beliau bersabda :
“Dahan-dahannya tidak bisa kering, daun-daunnya tidak bisa rontok, dan buah-buahnya senantiasa segar tidak bisa mengkisut. Adapun pohon syurga yang terbesar, ialah pohon “Thubaa” akarnya terdiri dari mutiara, batangnya dari yaqut merah, bagian atasnya dari emas, tangkai-tangkainya dari zabarzut, dan daun-daunnya dari sundus. Pohon tersebut mempunyai tujuh puluh ribu dahan. Dahan yang teratas bersambung dengan “Arasy”, sedang yang terbawah berada dilangit dunia. Setiap kamar dan kubbah didalamnya dimasuki dahan satu yang berubah dengan buah-buahan yang menarik selera.
Adapun bandingan pohon itu, seperti keadaan di dunia. Cahayanya bersinar kesegala tempat. Disebutkan, bahwa kalau seseorang berkenderaan kuda yang paling cepat lari di bawahnya, seratus tahun tidak akan habis (selesai) mengelilinginya.
Pakaian penduduk syurga.
Pakaian penduduk syurga itu sutera halus berwarna hijau. Sebagaimana Allah Ta’ala menyebutkan di dalam Al-Qur’an :
“ ‘Aaliyahum tsiyaabu sundusin khudh-run wa istab-raqun”.
“Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal”.
 (QS. Al- Insaan. 21)
“Jannatu ‘adnin yadkhulu nahaa yu-hhallauwna fiyhaa min asaawi ramin dzahabinw-waluk luw-an walibaa suhum fiyhaa hhriyrun”
“(Bagi mereka) syurga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya. Di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan dengan gelang-gelang dari emas bertatakan mutiara, dan pakaian mereka dari sutera”. (QS. Faathir. 33)
“Ulaaika lahum jannatu ‘adnin tajriy min tahh-tihimul-anhaaru yu-hhallauna fiyhaa min asaawi ramin dzahabinw-wayalbasuwna tsiyaaban khudhranm-min sundusinw-wa-istab-raqinm-muttaki-iyna fiyhaa ‘alal-ara-iki ni’mats-tsawaa-bu, wa hhasunat murtafaqan”.
“Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka syurga ‘Adn, mengalir sungai-sungai dibawahnya, dalam syurga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar diatas dipan-dipan yang indah. Itulah fahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah”.  (QS. Al-Kahfi. 31)
“Yaa-basuwna min sundusinw-waistabraaqin mutaqaabiliyna”.
“Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan”. (QS. Ad-Dukhaan. 53).
“Yathuwfu ‘alaiyhim wildaanun mukhalladuwn”.
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda”. (QS. Al-Waqi’ah. 17).
Dari Anas r.a. bahwa Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Sesungguhnya di syurga itu ada sebuah pasar, yang didatangi oleh penduduk syurga setiap hari Jum’at. Maka setiap angin dari selatan mengenai wajah dan pakaian mereka, tiba-tiba wajah dan pakaian mereka berubah bertambah indah. Sehingga ketika mereka kembali ketengah-tengah keluarganya, maka keluarga mereka bertanya : Demi Allah, kamu bertambah bagus. Mereka menjawab : Dan demi Allah, kalian sepeninggal kami juga bertambah cantik”. (HR. Bukhary Muslim).
Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Bahwa penduduk syurga itu tidak berbulu badannya, muda belia, putih, keriting  rambutnya, becelak matanya, usia mereka tiap-tiap umur tiga puluh tiga diatas bentuk kejadian Adam. Tinggi mereka itu enam hasta, dalam lintangnya tujuh hasta”.
(Diriwayatkan Attirmidziy dari Mu’adz)
Al-Hasan-Al-Bashari r.a. berkata, Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
“Bahwa buah delima disyurga itu seperti timba. Sungai-sungainya tidak berubah-ubah. Dan sungai susu yang tidak berubah rasanya. Dan ada pula sungai madu yang bersih yang tidak dapat disifatkan. Dan ada pula sungai khamar yang lezat bagi yang meminumnya, serta tidak merusak aqal pikiran dan memusingkan”
Sesungguhnya didalam syurga itu berupa suatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah tergores dihati manusia. Semua raja-raja bersenang-senang dengan penuh kenikmatan, sedang umur mereka satu usia dengan umur putra-putra. Tingginya enam hasta keatas mereka sudah keadaan bercelak, tiada bulu dibadannya, muda belia, merasa aman dari adzab, perkampungannya tenang, sungai-sungainya mengalir diatas batu-batu kecil dari yaqut dan marjan, batang-batang kurma dan anggur berlapiskan mutiara, jumlah buah-buahannya tidak dapat terhitung, harumnya bisa terserap dari perjalanan lima ratus tahun, mereka disediakan kuda dan unta yang cepat jalannya, kendali kekang dan pelananya dan yaqut, mereka saling kunjung-mengunjunginya.
Dalam suatu riwayat Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Sesungguhnya puncak kenikmatan penduduk syurga, ialah melihat akan Allah Ta’ala. Dan melihat Allah Ta’ala adalah kegembiraan yang tiada bandingnya, sebab hal itu bisa melupakan penduduk syurga dari segenap kelezatan dalam syurga. Disebutkan : Setelah ahli syurga masuk kedalam syurga, tiba-tiba terdengarlah seruan Allah Ta’ala kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman : “Wahai penduduk syurga ! Apakah yang kalian kehendaki akan-Ku tambahkan untukmu ! Penduduk syurga menjawab : “Tidakkah Engkau putihkan wajah kami, tidakkah telah Engkau masukkan kami kedalam syurga, tidakkah telah Engkau selamatkan kami dari neuraka. Lalu Allah Ta’ala menyingkap tirai hijab-Nya, hingga bisa terlihat oleh mereka.
“Maka tIdak ada sesuatu yang lebih mereka sukai dari pada memandang Allah Ta’ala. Disebutkan pula : Bahwasanya Allah Ta’ala berdialog langsung dengan penduduk syurga!  Allah Ta’ala berfirman : “Wahai penduduk syurga !
Penduduk syurga menjawab : “Labbaika yaa Allah”. “Segala kebaikan berada di tangan Engkau yaa Allah.
Allah Ta’ala berfirman :”Apakah kalian sudah puas” ?
Penduduk syurga menjawab : Kami sudah puas atas segala pemberian Engkau.
Allah Ta’ala berfirman : “Maukah kalian Ku-beri yang lebih dari semua ini” ?
Penduduk syurga menjawab : Apakah yang lebih dari semua ini ?
Allah Ta’ala berfirman : “Ku tetapkan keridhaan-Ku, dan Aku tindak akan memurkai kalian selama-lamanya.
Disebutkan pula : Bahwa jika penduduk syurga telah masuk syurga, mereka mendengar seruan : “Kalian akan hidup terus dan tidak akan mati, kalian akan sehat terus dan tidak akan sakit, kalian akan muda terus tidak akan tua selamanya, kalian akan tetap gembira merasakan kenikmatan dan tidak susah selamanya”. (HR. Muslim).

Selasa, 16 Juli 2013

Pintu Syurga,


                                                     Islam dan Para MalaikatNya
Besar dan lebar pintu syurga.
Syurga itu punya dua pintu gerbang. Dan padanya ada dua daun pintu. Yang satu terdiri dari emas, sedang yang lain terdiri dari perak. Lebar antara tiap-tiap kedua daun pintu itu seperti jarak antara langit dan bumi. (DAQAAIQUL AKBAR). Dan di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala menyebutkan juga, di syurga itu terdapat divan-divan yang berlapis emas dan permata.
“ ‘Alaa sururim-maudhuw-natin.........”.
“Berada diatas divan yang bertatahkan emas dan permata”. (QS. Al. Waqi’ah. 15).
“Mut-takitiyna ‘alaa sururinm-mashfuw fatin”.
“Mereka bersandar diatas divan-divan yang berderetan”.  (QS. Ath. Thuur. 20).
Sifat sungai-sungai di syurga.
Di dalam Al-Qur’an ayat-ayat yang menyebutkan tentang adanya sungai di syurga sebanyak lebih  kurang 33 tempat. Adapun sifat-sifatnya yaitu :
“Masyalul-jannatil-latii wu’idal-muttaquwna. Fiyhaa anhaarunm-minm-maa-i ghayri-aa sinin. Wa anhaarunm-minl-labaninl-lam yataghayyar tha’muhu. Wa anhaarunm-min khamrinl-ladz-dzatinl-lisy-syaari biyna. Wa anhaarunm-min ‘asalinm-mushaffan”.
“Adapun perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang taqwa, ialah: di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tak pernah basi, ada sungai-sungai dari susu yang rasanya tidak pernah berubah, ada sungai-sungai dari khamar  yang lezat rasanya bagi yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring”. (QS. Muhammad. 15).
Sungai Rajab.
Disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda :
“Inna fil jannati nahran yuqaalu lahu rajaba syaddu bayaa dhan minal-labani wa ahhla minal-‘asali man shaa mayauwman min ra hhaba saqaa hullahu min dzaalikan-nahri”.
“Bahwasanya di dalam syurga terdapat satu sungai yang disebut sungau Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, sedang rasanya lebih manis dari pada madu. Siapa yang puasa satu hari dibulan rajab, maka Allah berkenan memberikan minuman dari sungai itu”.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
“Kulihat di malam Mi’raj, ada suatu sungai, yang mana airnya lebih manis dari pada madu, lebih dingin dari pada es, baunya lebih harum dari pada misik. Lalu aku bertanya kepada Jibril : Buat siapa sungai ini ? Jibril menjawab : Buat siapa saja yang senantiasa membaca shalawat kepada Engkau dibulan rajab”. (DURRARUN NAASHIHIN).
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Pada malam perjalananku, diperlihatkan kepadaku semua syurga. Maka aku melihat empat macam sungai : sungai air, sungai susu, sungai khamar, sungai madu jernih. Hal itu sebagaimana tersebut di dalam Al-Qur’an pada surat Muhammad ayat 15. Lalu aku bertanya  kepada Jibril : Dari mana air ini bersumber dan kemana mengalir ? Jibril menjawab : Mengalir ke kolam Al-Kautsar. Tetapi aku belum mengetahui dari mana air ini bersumber. Coba kutanyakan lebih dahulu kepada Tuhanmu. Kemudian datanglah seorang malaikat dan berkata kepadaku : Hai Muhammad, pejamkanlah matamu ! Tiba-tiba aku berada di dekat sebua pohon, sedang sisinya terdapat sebuah kubbah yang terdiri dari mutiara putih, sedang pintunya terdiri dari yaqut hijau dan kuncinya dari emas merah”.
Jika dunia seisinya ini deletakkan diatas kubbah itu, maka dunia seisinya ini akan seperti burung yang hinggap diatas gunung, atau seperti telur yang diletakkan diatas gunung. Aku melihat sungai-sungai itu mengalir dari bawah kubbah. Ketika aku hendak kembali, berkatalah Malaikat itu : menyuruhku memasukinya. Aku bertanya : Bagaimana aku bisa masuk, sedang pintunya terkunci ? Berkata si Malaikat : Kuncinya berada ditanganmu. Yaitu lafazh : ”Bismillahir-rahmanir-rahiim”.
Maka Aku mengucapkan, “Bismillahir-rahmanir-rahiim”. Tiba-tiba terbukalah pintu kubbah itu dan masuklah aku kedalamnya. Maka aku menyaksikan dari ke empat sudutnya mengalir empat sungai itu. Ketika akan pulang, si Malaikat itu menunjukkan aku lafazh “Bismillahir-rahmanir-rahiim” tertulis di atas sudut-sudut kubbah itu. Dan Aku menyaksikannya, bahwa sungai-sungai itu airnya bersumber dari lafazh “Bismillahi-rahmanir-rahiim”. Sungai air bersumber dari “Mim” lafazh “Bismillah”. Sungai susu bersumber dari “Ha” lafazh “Allah”. Sungai khamar bersumber dari “Mim” lafazh “Arrahmaan”. Sedang sungai madu bersumber dari “Mim” lafazh “Arrahiim”. Maka tahulah aku bahwa sumber-sumber sungai itu berasal dari lafazh : “Bismillahir-rahmanir-rahiim”. Kemudian Allah berfirman : “Hai Muhammad ! barang siapa dari ummatmu yang menyebut-Ku dengan nama-nama ini, akan Ku beri minum dari sungai-sungai itu”.
Makanan penduduk syurga.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan, bahwa makanan penduduk syurga itu terdiri dari buah-buahan, burung-burung yang sehat, almanna (rasanya seperti madu), assalwan (bangsa burung puyuh), air madu, susu dan berbagai macam makanan yang tidak bisa dihitung banyaknya.
Disebutkan, bahwa Tsauban bekas budak Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. berkata :
Aku sedang berdiri disisi Rasulullah s.a.w. Tiba-tiba ada seorang pendeta Yahudi menghadap, lalu mengemukakan beberapa pernyataan, sehingga ia bertanya ; Siapakah orang pertama yang diperbolehkan (yakni atas titian) ?
 Nabi s.a.w. menjawab : Orang-orang Muhajirin yang Qari (ahli membaca Al-Qur’an).
Yahudi itu bertanya lagi : Apakah hadiah mereka, setelah mereka masuk syurga ?
Nabi s.a.w. menjawab : Buih hati ikan paus.
Yahudi itu bertanya lagi : Apakah makanan mereka sesudah itu ?
Nabi s.a.w bersabda : “Disembelih bagi mereka itu lembu jantan syurga, lalu mereka memakannya ditepi-tepi syurga”.
Yahudi bertanya lagi : Apakah minuman mereka setelah memakan lembu jantan itu ?
Nabi s.a.w. menjawab : Mereka minum dari mata air di syurga namanya “salsabil”.
Yahudi itu berkata : Benar engkau !
Zaid bin Arqam berkata : Seseorang laki-laki Yahudi datang kepada Rasulullah s.a.w. lalu berkata : Hai Abal Qasim, betulkah, bahwa engkau mengatakan bahwa penduduk syurga itu makan minum di dalam syurga ?
Dan Yahudi sebelumnya mengatakan kepada teman-temannya : Jikalau ia mengatakan yang demikian padaku, niscaya aku kalahkan dia dengan alasan.
Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab : Benar ! Demi Allah yang diriku didalam kekuasaan-Nya ! Bahwa seseorang dari mereka diberi kekuatan makan, dan minum.
Maka orang Yahudi itu bertanya : Bahwa orang yang makan dan minum tidak usah berhajat ?
Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda : Hajat keperluan mereka ialah berupa keringat yang mengalir dari kulit meraka seperti kasturi, jadi perut mereka itu menjadi seperti semula lagi.
Abdullah bin ‘Amr berkata tentang Firman Allah Ta’ala :
“..........Yuthaafu ‘alaiyhim bishi hhaafi.......”.
“Di edarkan pada mereka piring-piring”. (QS. Az-Zukhruf. 71).
Maka Abdullah bin ‘Amr mengatakan : Diedarkan kepada mereka tujuh puluh piring dari emas. Setiap piring terdapat warna, yang mana tidak terdapat warna seperti itu dipiring lainnya. Dalam hadits riwayat Bazzar dengan sanat daa’if yang berasal dari Ibnu Mas’ud ddisebutkan :
“Innaka latan-zhura ilath-thayri fil jannati fatas-tahiyhi fayakhir-ru bayna yadayka masywiyyan”.
“Sesungguhnya engkau akan melihat pada seekor burung dalam syurga yang engkau menginginkan dagingnya. Lalu jatuhlah burung itu dihadapanmu dalam keadaan telah masak”.
Hudaifah berkata : Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Bahwa didalam syurga itu ada burung sebesar unta”.
Abu Bakar Shiddiq r.a. bertanya : Bahwa burung itu sungguh menikmatkan wahai Rasulullah s.a.w. ?
Nabi Muhammad s.a.w. menjawab : “Orang yang memakannya akan merasa nikmat. Dan engkau wahai Abu Bakar termasuk orang yang memakannya”.

Selasa, 09 Juli 2013

Malaikat Ridhwan a.s.


                                     Islam dan Para MalaikatNya

Malaikat Ridhwan a.s.
Malaikat Ridhwan ialah seorang malaikat yang bertugas menjaga pintu syurga. Malaikat Ridhwan a.s. termasuk salah satu dari malaikat sepuluh yang wajib diketahui dan di Imani. Adapaun Syurga yang di dalam Al Qur’an disebut “Al Jannah” ialah suatu tempat di alam akhirat yang penuh dengan bermacam-macam keni’matan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di hati manusia.
Dalam Hadits Qudsiy. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan :
“Qaa lallahu Ta’ala : A’dadtu li-‘ibadish-shalihhiyna maala ‘aynun ra-at  walaa udzunun sami’at walaa khathara ‘alaa Qalbi basyari.”
Allah Ta’ala berfirman : “Aku telah menyediakan bagi hambaku yang shalih-shalih, sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dihati manusia.”
Nama – Nama  Syurga.
Didalam Al Qur’an Allah Ta’ala menyebutkan dengan jelas nama-nama syurga. Maksud dari pemberian nama-nama tersebut untuk membedakan tingkatan-tingkatannya.
         Tingkatan-tingkatan Syurga,
Didalam hadits disebutkan, bahwa syurga itu mempunyai (8) delapan tingkatannya :
1.   Pertama     : Syurga  “Darul – Jalal”  yaitu tercipta dari mutiara putih.
2.   Kedua        : Syurga  “Darus – Salam”  yaitu tercipta yaqut merah.
3.   Ketiga        : Syurga  “Jannatul – Ma’wa”  tercipta dari jabarjud hijau.
4.   Keempat   : Syurga  “Jannatul - Khuld”  tercipta dari marjan kuning.
5.   Kelima       : Syurga  “Jannatun – Na’im”  tercipta dari perak putih.
6.   Keenam    : Syurga  “ Darul  Qaraar”  tercipta dari emas merah.
7.   Ketujuh      : Syurga  “Jannatul Firdaus”  tercipta dari beberapa lapisan perak, emas, yaqud,  zabarjud dan berlantai kasturi.
8.   Kedelapan     : Syurga  “Adn”  tercipta dari mutiara putih, berpintu dua dari emas, lebar pintu antara keduanya sejauh luasnya langit dan bumi. Bangunannya terdiri dari lapisan emas dan perak. Tanahnya dari ambar. Lantainya dari kasturi. Airnya lebih dingin dari es, lebih manis dari madu. Di dalamnya terdapat sungai  “Al – Kautsar”.
Luas Syurga.
Allah Ta’ala telah menyebukan didalam Al-Qur’an bahwa luasnya Syurga itu seluas langit dan bumi.
Sebagaimana Firman Allah didalam Al-Qur’an:
“Wa saa ri ‘uu ilaa marghfiratinm-minr-rabbikum wa jannatin ‘ar dhuhaas-samawatu wal-      ardhu u’iddat lil muttaqiin”
“Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang di sediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”.(QS. Ali Imran133).
Dan didalam Al-Hadits, Allah Ta’ala mengatakan :
“Saa biquu ilaa marghfiratinm-minr-rabbikum wa jannatin ‘ardhuhaa ka’ardhis-samaa-i wal-ardhi, u’iddat lilaziyna aamanuu billahi warusulihi, zaalika fadhlullahi yuktihi manyyasyaa-u wallahu zulfadhlil-‘azhjiymi”.
“Berlomba-berlombalah dalam mencapai ampunan dari Tuhanmu, menuju syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan  orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada orang-orang yang di kehendakinya. Allah amat besar karunia-Nya”.
Dan Allah Ta’ala mengatakan di dalam Al-Qur’an bahwa didalam Syurga itu ada bermacam-macam tanam-tanaman dan pohon-pepohonan yang indah, rindang, buah-buahan yang banyak dan dekat serta tertegun hati, yang barang siapa ingin memetiknya, ranting-ranting itu langsung mendekat sendiri.
Sebagaimana Allah Ta’ala menyebutkan di dalam Al-Qur’an :
“Fiyhimaa faakihatunwwanakhlunw-warummaanun”. “Di dalam keduanya ada pula bermacam-macam buah-buahan, kurma dan dlima”. (QS. Ar-Rahman. 68).
“Fii sidurinm-makhdhuudin”. “Mereka meni’mati syurga yang disana ada pohon bidara tak berduri”. (QS. Al-Waqi’ah. 28).
“Wa thalhhinm-mandhuudin”.
“Dan pohon pisang dengan buah yang bersusun rapat”. (QS. Al-Waqi’ah. 29)
“..........Wajanal-jannataiyni daanin”.
“..........Dan buah-buahan kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat”. (QS. Ar-Rahman. 54).
Dan Allah Ta’ala menyebutkan di dalam Al-Qur’an, bahwa pohon-pohon syurga itu tidak akan terhenti (terputus) buahnya.
“Wafaakihatin katsiyratin, llmaqthu ‘atinw-wala-amamnuu-‘atin”.
“Buah-buahan yang melimpah ruah, tidak putus-putusnya (tidak terhenti) buahnya dan tidak terlarang pula mengambilnya”. (QS. Al-Waqi’ah. 32-33).
Gedung dan Istana Syurga.
Di dalam Al-Qur;an Allah Ta.ala menyebutkan, bahwa didalam syurga, disamping ada sungai-sungai yang mengalir, juga terdapat gedung-gedung yang indah.
“Tabaa rakallaziy insyaa-a ja’ala laka khairanm-min zaalika jannatin tajriy min tahtihal anhaaru wayaj’allaka qushuuran”.
Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian (yaitu) syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana”. {QS. Al-Furqan. 10).
Ibnu Abbas ra. Berkata: Syurga itu memiliki delapan pintu.
Pintu pertama, terdiri dari emas yang berlapis mutiara. Pada pintu tersebut tertuliskan :
“........Laa ilaaha illallahu Muhammadu Rasulullahi......”.
Itulah pintu para Nabi dan Rasul, para Syuhada, dan pintu orang-orang pemurah.
Pintu kedua, adalah pintu orang-orang yang mengerjakan rukun-rukun shalat.
Pintu ketiga, ialah pintu orang-orang yang mengerjakan zakat dengan hati yang suci.
Pintu keempat, ialah pintu orng-orang yang beramar ma’ruf ‘anil munkar.
Pintu kelima, ialah pintu orang yang memerangi hawa nafsu. Pintu keenam, ialah pintu orang-orang yang berhaji dan berumrah.
Pintu ketujuh, ialah pintu orang-orang yang berjihad.
Pintu kedelapan, ialah pintu orang-orang yang taqwa, yaitu orang-orang yang menjaga penglihatannya dari perkara yang dilarang. Dan pintu orang-orang yang berbuat kebajikan.
Adapun orang-orang yang berpuasa, mereka akan masuk syurga melalui pintu “Rayyan”. Dalam sebuah Hadits Nabi s.a.w. pernah bersabda :
“Inna fiyl jannati baban yuqaalu lahurrayanu yad khulu minhush-sha imuwna yaumal-qiyaamati. Laa yad khulu minhu ahhadun ghairuhum yuqaalu: Ainash-sha imuwna fayaquwmuwna. Laa yad khul minhu ahhadun ghairuhum. Faizaa dakhaluw ughliqu falam yad khul minhu ahhadun”.
“Sesungguhnya di dalam syurga ada pintu bernama “Arrayyaan”, masuk dari padanya orang-orang yang puasa hari kiyamat. Tidak bisa masuk dari pintu itu selain orang-orang yang berpuasa di panggil oleh penjaganya: Dimana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka sama berdiri, dan tidak bisa disitu selain mereka saja. Dan jika mereka telah selesai masuk  lalu ditutuplah maka tidak seorangpun yang masuk lewat pintu itu”.(HR.Bukhari Muslim).

Senin, 14 Mei 2012

Hisab dan Pertanggungan.

                                                                                    
                                                                         
                                                      Islam dan Para MalaikatNya 
Hisab dan Pertanggungan Jawab.
Ketahuilah, bahwa cara hisab (pertangggungan jawab) dihari kiamat itu berbeda-beda. Ada yang ringan, ada yang berat, ada yang sukar dan ada yang mudah. Ada yang berkesudahan dengan pijian dan ada yang berkesudahan dengan teguran. Dan Hisab berlaku bagi semua, yang mu’min maupun yang kafir. Bangsa manusia atau bangsa jin.
Diriwayatkan bahwa Sayyidina Ali r.a. berkata :
“Aku duduk bersama Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. pada suatu hari dimana beliau mengisahkan cerita-cerita Bani Israil dan ummat-ummat sebelunya. Pada akhir ceritanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Wahai Ali ! Allah Ta’ala mengutus malaikat Jibril untuk menceritakan padaku tentang hal ihwal ummatku dan bahwa di antara ummatku ada orang-orang yang menghadap kepada Allah Ta’ala di waktu hisab dan berbicara kepadaNya, sebagaimana seseorang berbicara terhadap lawan bicaranya.
Aku bertanya kepadanya : Wahai Jibril ! Dapatkah seseorang melakukan itu ? berilah aku penjelasan hai Jibril ? Malaikat Jibril menjawab : Aku akan memberitahukan pada Engkau, setelah memperoleh idzin dari Allah Ta’ala. Pergilah malaikat jibril sesaat, kemudian kembali lagi sambil tersenyum dan berkata : Aku telah memperoleh cerita yang ajaib wahai Muhammad s.a.w.   Apakah itu wahai Jibril ? kataku, Malaikat Jibril berkata : Pertama, ketahuilah wahai Muhammad bahwa di hari kiamat, Allah Ta’ala menyerahkan pada seseorang buku catatan amalnya, lalu bertanya, setelah orang itu melihat dan memeriksa isinya. Betulkah itu semuanya engakau yang melakukannya ? Allah Ta’ala bertanya. Tidak tahu Tuhanku, sang hamba menjawab. Allah Ta’ala berfirman : Para malaikatku yang mencatat itu semua, sedang engkau dalam keadaan lengah dan tidak sadar. Sang hamba menjawab : Sesungguhnya para malaikat pencatat itu hamba-hambaMu wahai Tuhanku, mereka bisa mencatat apa-apa yang mereka kehendakki, namu Engkaulah wahai Tuhanku Hakim yang tidak menerima pengaduan, selain dengan bukti yang nyata. Allah Ta’ala berfirman : Wahai hambaKu, siapakah yang harus menjadi saksi ?
Padahal para malaikat itu semuanya hamba-hambaku, dan engkau telah menolak semua catatannya. Bagaimana jika Aku {Allah} menjadikan anggauta badanmu sebagai saksi ? Dapatkah engkau menerima dan mengakuinya ? Hamba itu menjawab : Ya aku terima wahai Tuhanku. Lalu Allah Ta’ala berfirman kepada lidah si hamba : Dengan kuasa-Ku berbicaralah wahai lidah dan jangan berbicara melainkan yang benar. Maka berkatalah si lidah menceritakan segala yang diperbuat selama di dunia yang baik maupun yang buruk. Mendengar kesaksian si lidah, si hamba berkata : Wahai Tuhanku. Engkau mengetahui bahwa lidahku adalah musuhku di dunia dan dosa-dosa terjadi sebab karenanya dan kelancangannya. Maka dari itu aku tidak bisa menerima kesaksiannya. Dan Engkau adalah Hakim yang adil, tidak akan menerima kesaksian seorang musuh terhadap musuhnya.
Allah Ta’ala berfirman : Baiklah, Aku panggil kedua tanganmu untuk memberikan kesaksiannya. Maka dengan idzin Allah Ta’ala berbicaralah kedua tangannya itu, menceritakan segala perbuatannya selama di dunia. Namun begitu selesai, si hamba tetap menolak penyaksiannya dengan alasan bahwa menurut syari’aht Rasulullah s.a.w. satu saksi tidak cukup dan harus ada saksi yang kedua untuk menguatkan saksi yang pertama, sedang kedua tangan itu termasuk satu saksi. Lalu Allah Ta’ala menerima alasan itu dan memerintahkan kedua kakinya untuk memberikan kesaksiannya. Dengan idzin Allah, berbicaralah kedua kaki si hamba menceritakan segala amal perbuatanya selama di dunia.
Dengan kesaksian yang diberikan oleh kedua kakinya itu terdiamlah si hamba dengan heran dan takjub. Lalu si hamba itu menegurnya. Wahai anggauta badanku, akulah kamu dan kamulah aku. Aku telah membelamu agar selamat dari api neraka ,akan tetapi kamu malah menjerumuskan diri kesitu. Seluruh anggauta badan berkata : Kami diperintahkan untuk memberikan kesaksian yang benar dan mengucapkan kata-kata yang haq.”
Dan akhirnya Allah Ta’ala memutuskan, agar malaikat Zabaniyah menyeret hamba itu keneraka. Kemudian si hamba itu berkata, setelah mendengar putusa hukuman dari Allah Ta’ala : Di manakah rahmat Engkau wahai yang Maha Penyayang ? Allah Ta’ala berfirman : Rahmat-Ku hanya untuk orang-orang Islam yang beriman kepada-Ku yang menjauhkan diri dari segala larangan-larangan-Ku  dan  melaksanakan segala perintah-perintah-Ku. Dan segala keingkaran dan kemusyrikan dan takut akan adzab dan siksa-Ku. Namun jika engkau mau mengakui akan kesalahan dan dosamu, Aku {Allah} akan mengampuni dosa-dosa engkau. Si hamba berkata : Wahai Tuhanku, aku mengaku bersalah, aku amat takut akan adzab dan siksa-Mu akan api neraka. Lalu Allah Ta’ala berfirman kepada malaikat-malaikatnya : Bawalah hamba-Ku ini kesyurga sebab Aku {Allah} telah mengampuninya. Lalu oleh malaikat di bawa ke syurga. Dan berserulah kepadanya : Masuklah engkau ke syurga dengan damai dan aman.