Rabu, 18 April 2012

Malaikat Maut dan Nabi Sulaiman a.s.

                                                                                 
                                                                     
                                                    Islam dan Para MalaikatNya 


Malaikat Maut dan Nabi Sulaiman a.s.
Dalam  hal ini ada riwayat menceritakan, bahwasanya  Malaikat  Maut menampakan diri pada zaman dahulu. Ia  pada  suatu  hari  datang  kediaman  Nabiyulah Sulaiman a.s.  Tiba-tiba Ia memandang pada  seorang  pemuda  yang  berada  dekat  Nabi  Sulaiman a.s. dilihat  demikian  itu, timbullah rasa gemetar dalam hati pemuda itu.  Setelah Malaikat Maut itu pergi (menghilang), timbullah keinginannya untuk pergi negeri perantauan
Maka bekatalah pemuda kepada Nabi Sulaiman a.s. :
“Wahai Nabiyullah, aku mohon tuan menyuruh angin membawakan kesuatu negeri”
Maka  setelah Nabi Sulaiman a.s.  menyuruh angin,  membawa  pemuda  itu kesuatu negeri.  Setelah  itu  Malaikat Maut datang lagi kepada Nabiyullah Sulaiman, dan ditanyakan  perihal  apa  sebabnya  Ia memandang  pemuda  itu. Maka jawabannya Malaikat Maut :
“Sesungguhnya aku diperintahkan mencabut nyawa pemuda itu, pada hari itu dinegeri perantauan. Padahal aku melihatnya berada didekat tuan. Maka aku kagum dari hal itu”.
Lalu Nabi Sulaiman a.s. menceritakan perihal permintaan pemuda itu. Maka berkata Malaikat Maut :
“Dan aku telah mencabutnya hari itu dinegeri tersebut”
Diceritakan pula : Seorang pemuda yang senantiasa berdo’a :
“. . . . .Allahumma  arghfirliy  walimalakisy-syamsi. . . . .”
“Yaa Allah, ampunilah aku dan bagi malaikat penjaga matahari”.
Lalu  Malaikat  penjaga  matahari  minta  idzin  kepada  Allah Ta’ala untuk berziarah kepada  pemuda  tersebut.  Dan setelah diidzinkan, lalu Ia turun kebumi.
Maka  berkatalah  Malaikat  penjaga  matahari  itu :
“Sesungguhnya engkau memperbanya do’a untukku, maka apa sebenarnya hajadmu itu ?
Pemuda itu menjawab :
Aku bermaksud agar engkau mau membawaku ketempatmu, lalu aku bermaksud lagi, agar engkau sudi menanyakan tentang ajalku kepada Malaikat Maut”.
Maka dibawanya pemuda itu ketempat malaikat penjaga matahari, setelah tiba disana, pemuda itu disuruh menempati tempat duduknya.  Kemudian Ia pergi ketempat Malaikat Maut dan menceritakan tentang peristiwa yang dialaminya dan keperluan pemuda itu. Setelah Malaikat Maut membuka dan meneliti nama pemuda itu, lalu berkata : Waktunya masih jauh.  Dan saudaramu ini memiliki kesopanan yang agung, dan Ia tidak akan meninggal, sampai Ia menduduki kursimu.  Malaikat matahari berkata : Ia sekarang telah duduk dikursiku.  Maka Malaikat Maut menjawab : Ia akan meninggal disisi Rasul kita.  Dan yang demikian itu mereka tidak mengetahui.
Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
“Para  hewan  (binatang) itu ajalnya berada pada dzikirnya. Maka jika mereka meninggalkan  dzikirnya  maka Allah Ta’ala akan mencabut nyawanya”.
Dan telah disebutkan pula : Bahwa Allah Ta’ala itu Maha berkuasa mencabut segala nyawa, tetapi disandarkan pencabutan itu kepada Malakul Maut. Sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam Al Qur’an :
“Allahu yatawaffal anfusa hhiyna mawtihaa wallatiy lamtamut fiyman mihaa. . .”.
“Allah  menggenggam  jiwa (orang) ketika matinya dan jiwa (orang) yang belum mati diwaktu tidurnya..”. {QS. Az Zumar. 42}.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar