Islam dan Para MalaikatNya
Malaikat Maut dan Nabi
Sulaiman a.s.
Dalam hal ini ada riwayat menceritakan,
bahwasanya Malaikat Maut menampakan
diri pada zaman dahulu. Ia pada
suatu hari datang
kediaman Nabiyulah Sulaiman a.s.
Tiba-tiba Ia memandang pada
seorang pemuda yang berada
dekat Nabi Sulaiman a.s. dilihat demikian
itu, timbullah rasa gemetar dalam hati pemuda itu. Setelah Malaikat
Maut itu pergi (menghilang),
timbullah keinginannya untuk pergi negeri perantauan
Maka bekatalah pemuda kepada Nabi
Sulaiman a.s. :
“Wahai Nabiyullah,
aku mohon tuan menyuruh angin membawakan kesuatu negeri”
Maka setelah Nabi
Sulaiman a.s. menyuruh angin, membawa pemuda itu
kesuatu negeri. Setelah itu Malaikat Maut datang lagi kepada Nabiyullah
Sulaiman, dan ditanyakan perihal apa
sebabnya Ia memandang pemuda itu.
Maka jawabannya Malaikat Maut :
“Sesungguhnya aku
diperintahkan mencabut nyawa pemuda itu, pada hari itu dinegeri perantauan.
Padahal aku melihatnya berada didekat tuan. Maka aku kagum dari hal itu”.
Lalu Nabi Sulaiman a.s. menceritakan perihal permintaan
pemuda itu. Maka berkata Malaikat Maut :
“Dan aku telah
mencabutnya hari itu dinegeri tersebut”
Diceritakan pula : Seorang pemuda yang senantiasa berdo’a
:
“. . . . .Allahumma
arghfirliy walimalakisy-syamsi. .
. . .”
“Yaa Allah,
ampunilah aku dan bagi malaikat penjaga matahari”.
Lalu Malaikat penjaga matahari minta idzin kepada
Allah Ta’ala untuk berziarah kepada pemuda tersebut. Dan setelah diidzinkan, lalu Ia turun kebumi.
Maka berkatalah Malaikat penjaga matahari itu :
“Sesungguhnya
engkau memperbanya do’a untukku, maka apa sebenarnya hajadmu itu ?
Pemuda itu menjawab :
“Aku bermaksud agar
engkau mau membawaku ketempatmu, lalu aku bermaksud lagi, agar engkau sudi
menanyakan tentang ajalku kepada Malaikat Maut”.
Maka
dibawanya pemuda itu ketempat malaikat
penjaga matahari, setelah tiba disana, pemuda itu disuruh menempati tempat
duduknya. Kemudian Ia pergi ketempat Malaikat Maut dan menceritakan tentang
peristiwa yang dialaminya dan keperluan pemuda itu. Setelah Malaikat Maut membuka dan meneliti nama
pemuda itu, lalu berkata : Waktunya
masih jauh. Dan saudaramu ini
memiliki kesopanan yang agung, dan Ia
tidak akan meninggal, sampai Ia
menduduki kursimu. Malaikat matahari berkata : Ia
sekarang telah duduk dikursiku. Maka
Malaikat Maut menjawab : Ia akan meninggal disisi Rasul kita. Dan yang demikian itu mereka tidak
mengetahui.
Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad s.a.w. bersabda :
“Para hewan (binatang) itu ajalnya berada pada dzikirnya.
Maka jika mereka meninggalkan
dzikirnya maka Allah Ta’ala akan
mencabut nyawanya”.
Dan telah disebutkan pula : Bahwa Allah Ta’ala itu Maha
berkuasa mencabut segala nyawa, tetapi disandarkan pencabutan itu kepada
Malakul Maut. Sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam Al Qur’an :
“Allahu yatawaffal anfusa hhiyna mawtihaa wallatiy lamtamut
fiyman mihaa. . .”.
“Allah menggenggam jiwa (orang) ketika matinya dan jiwa (orang)
yang belum mati diwaktu tidurnya..”. {QS. Az Zumar. 42}.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar