Selasa, 10 April 2012

Malaikat 'Izraail a.s.

                                                                                          
                                                                                 
                                                             Islam dan Para MalaikatNya 


Malaikat ‘Izrail a.s.
Malaikat ‘Izrail diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam bentuk yang serupa dengan malaikat Mikail a.s.  baik wajahnya, lisannya, sayapnya besarnya dan kekuatannya.  Semuanya tidak kurang dan tidak lebih, Ia hidup disuatu alam yang dibentengi oleh rahasia Allah Ta’ala.  Benteng tersebut besarnya melebihi besar langit dan bumi.  Jika seumpama seluruh air lautan dan sungai disiramkan keatas kepala malaikat Izrail a.s. maka tidak setetespun yang jatuh kebumi.  Ia diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah Ta’ala, sehingga arah barat dan timur bisa terjangkau oleh kedua tangannya. Selain itu Ia memiliki kemampuan, bisa membolak-balikkan dunia, sebagaimana seseorang membolak-balikkan uang dirham.  Malaikat Izrail a.s. selain dibantengi dengan beberapa lapis rahasia Allah Ta’ala, Ia telah diikat pula dengan rantai sebanyak tujuh puluh.
Padahal panjang tiap-tiap rantai seperti panjangnya perjalanan jarak seribu tahun. Karena tempatnya yang amat rahasia itu, sehingga tidak satu malaikat yang bisa mendekati dan mengetahui tempat dan perbuatannya.  Demikian juga tentang suaranya, tiada satupun malaikat yang bisa mendengarkan, baik yang jelas maupun yang samar.
Disebutkan, ketika Allah Ta’ala menciptakan Al-Maut dan menyerahkan kepada malaikat ‘Izrail a.s. Berkatalah ‘Izrail a.s. : “Yaa Tuhnku, apakah Al-Maut itu”  Maka Allah Ta’ala menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintahkan agar seluruh malaikat menyaksikan Al-Maut itu, tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.  
Setelah para malaikat sudah sadar kembali, bertanyalah mereka : “Yaa Tuhan Kami,  adakah makhluk yang lebih besar dari ini ?.  Allah Ta’ala berfiman : “Akulah yang menciptakannya, dan Akulah yang lebih Agung daripadanya seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu”.  Kemudian Allah Ta’ala berfiman : “Hai ‘Izrail, ambillah Al-Maut itu, dan Aku telah menyerahkannya kepadamu”.  Maka malaikat Izrail a.s. berkata : “Yaa Tuhanku, apa dayaku untuk mengambilnya, sedang Ia lebih agung dariku”.  Kemudian Allah Ta’ala  memberikan kekuatan,  sehingga Al-Maut menetap ditangannya.
Setelah itu Al-Maut berkata : “Yaa Tuhanku, izinkanlah aku untuk berseru (menjerit) didalam langit sekali saja.  Maka setelah diizinkan, berserulah Ia dengan suara yang amat keras : “Aku ini adalah Al-Maut, tugasku sebagai pemisah orang yang saling mencintai. Aku adalah Al-Maut, tugasku mimisahkan antara anak dan ibunya. Aku adalah Al-Maut, tugasku memisahkan saudara laki-laki dan perepuan. Aku adalah Al-Maut, tugasku menghancurkan bangunan rumah dan gedung-gedung. Aku adalah Al-Maut, tugasku meramaikan kuburan. Aku Al-Maut, tugasku mencari dan mendatangi kamu semuanya, walaupun kamu berada dalam lapis benteng yang amat kuat. Dan tiada satupun makhluk yang tidak merasakan kepedihanku”.
Mengetahui waktu dan tanda-tandanya.
Malaikat ‘Izrail a.s. pernah bertanya : “Wahai Tuhanku kapankah aku mencabut nyawa seorang hamba? Dan dalam keadaan apa dan bagaimana aku menghilangkannya” ?  Allah Ta’ala berfirman :
“Wahai malaikat ‘Izrail, ini adalah ilmu yang asing. Siapapun tak akan mengerti selain Aku. Akan tetapi Aku akan memberi tahukan kepadamu mengenai kedatangan waktunya. Dan Aku membuatkan tanda-tanda kepadamu yang berdiri padanya”.
Disebutkan bahwa jika sudah waktunya seorang hamba meninggal dunia, maka ada beberapa malaikat yang datang kepada malaikat ‘Izrail a.s. Malaikat yang menjaga jiwa berkata : Sudah habis masa fulan. . . . . . . Malaikat yang menjaga rizqi dan amalnya berkata sudah habis rizqi dan amalnya.
Disebutkan bahwa malaikat Mikail a.s. turun dengan membawa lembaran kepada malaikat ‘Izrail a.s. dari sisi Allah Ta’ala. Dalam lembaran itu tertulis nama orang yang diperintah untuk mencabut nyawanya, tempat pencabutan dan sebab-sebab Ia mencabutnya.  Sedang untuk mengetahui dimana tempat Ia akan meninggal, maka Allah Ta’ala berfirman didalam Al-Qur’an :
“Qul inna al amra kullahu  lillahi yukhfuna fii anmfusihim  mimmalayub-duwna laka yaquwluwna lawkana lana minal amri syay-unm-maa qutilnaa  qul-law kuntum fii buyuwtikum labara djal-ladziyna kutiba ‘alayhimul-qatlu ilaa madhaa ji-‘ihim wa liyabtali-yallahu maafii shuduw-rikum wa-liyumahh-hhisha maafii quluwbikum wallahu ‘aliymu-mbidzaathish-shuduwri”.
“Katakanlah : “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak merekan tarangkan kepadamu ; mereka berkata : “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (haq campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) disini”.  Katakanlah : “Sekiranya kamu berada di rumah, niscaya orang-orang yang telah ditaqdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke-tampat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati”. (QS. Ali Imran. 154).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar