Islam dan Para MalaikatNya
Malaikat ‘Izrail a.s.
Malaikat ‘Izrail diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam bentuk yang serupa dengan malaikat Mikail a.s. baik wajahnya,
lisannya, sayapnya besarnya dan kekuatannya.
Semuanya tidak kurang dan tidak
lebih, Ia hidup disuatu alam yang dibentengi oleh rahasia Allah
Ta’ala. Benteng tersebut besarnya melebihi besar langit dan bumi. Jika seumpama seluruh
air lautan dan sungai disiramkan keatas kepala malaikat Izrail a.s. maka tidak setetespun
yang jatuh kebumi. Ia diberi kemampuan yang
luar biasa oleh Allah Ta’ala,
sehingga arah barat dan timur bisa terjangkau oleh kedua
tangannya. Selain itu Ia
memiliki kemampuan, bisa membolak-balikkan
dunia, sebagaimana seseorang membolak-balikkan uang dirham. Malaikat
Izrail a.s. selain dibantengi dengan beberapa lapis rahasia Allah Ta’ala, Ia telah diikat pula
dengan rantai sebanyak tujuh puluh.
Padahal panjang tiap-tiap rantai
seperti panjangnya perjalanan jarak seribu tahun. Karena tempatnya
yang amat rahasia itu, sehingga tidak satu malaikat yang bisa mendekati dan
mengetahui tempat dan perbuatannya.
Demikian juga tentang suaranya, tiada satupun malaikat yang bisa
mendengarkan, baik yang jelas maupun yang samar.
Disebutkan, ketika Allah Ta’ala menciptakan Al-Maut dan menyerahkan kepada malaikat ‘Izrail a.s. Berkatalah ‘Izrail a.s. : “Yaa Tuhnku, apakah Al-Maut itu” Maka Allah Ta’ala
menyingkap rahasia Al-Maut itu dan
memerintahkan agar seluruh malaikat
menyaksikan Al-Maut itu, tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.
Setelah
para malaikat sudah sadar kembali, bertanyalah mereka : “Yaa Tuhan Kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini ?. Allah
Ta’ala berfiman : “Akulah yang menciptakannya, dan
Akulah yang lebih Agung daripadanya seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu”. Kemudian Allah Ta’ala berfiman : “Hai ‘Izrail, ambillah Al-Maut itu,
dan Aku telah menyerahkannya kepadamu”. Maka malaikat Izrail a.s. berkata : “Yaa Tuhanku, apa dayaku untuk
mengambilnya, sedang Ia lebih agung dariku”.
Kemudian
Allah Ta’ala memberikan kekuatan, sehingga Al-Maut menetap ditangannya.
Setelah
itu Al-Maut berkata : “Yaa Tuhanku, izinkanlah aku untuk berseru (menjerit)
didalam langit sekali saja. Maka setelah diizinkan, berserulah Ia dengan
suara yang amat keras : “Aku ini adalah Al-Maut, tugasku sebagai pemisah orang
yang saling mencintai. Aku adalah Al-Maut, tugasku mimisahkan antara anak dan
ibunya. Aku adalah Al-Maut, tugasku memisahkan saudara laki-laki dan perepuan.
Aku adalah Al-Maut, tugasku menghancurkan bangunan rumah dan gedung-gedung. Aku
adalah Al-Maut, tugasku meramaikan kuburan. Aku Al-Maut, tugasku mencari dan
mendatangi kamu semuanya, walaupun kamu berada dalam lapis benteng yang amat
kuat. Dan tiada satupun makhluk yang tidak merasakan kepedihanku”.
Mengetahui waktu dan tanda-tandanya.
Malaikat ‘Izrail a.s. pernah bertanya : “Wahai Tuhanku
kapankah aku mencabut nyawa seorang hamba? Dan dalam keadaan apa dan bagaimana
aku menghilangkannya” ? Allah Ta’ala berfirman :
“Wahai malaikat ‘Izrail,
ini adalah ilmu yang asing. Siapapun tak akan mengerti selain Aku. Akan tetapi
Aku akan memberi tahukan kepadamu mengenai kedatangan waktunya. Dan Aku
membuatkan tanda-tanda kepadamu yang berdiri padanya”.
Disebutkan bahwa jika sudah waktunya
seorang hamba meninggal dunia, maka ada beberapa malaikat yang datang kepada malaikat
‘Izrail a.s. Malaikat yang menjaga jiwa berkata : Sudah habis masa
fulan. . . . . . . Malaikat yang menjaga rizqi dan amalnya berkata sudah habis
rizqi dan amalnya.
Disebutkan bahwa malaikat Mikail a.s. turun dengan membawa lembaran kepada malaikat ‘Izrail a.s. dari sisi Allah Ta’ala. Dalam lembaran itu tertulis nama orang yang diperintah untuk mencabut nyawanya, tempat pencabutan dan
sebab-sebab Ia mencabutnya. Sedang untuk mengetahui dimana tempat
Ia akan meninggal, maka Allah Ta’ala
berfirman didalam Al-Qur’an :
“Qul inna al amra
kullahu lillahi yukhfuna fii anmfusihim mimmalayub-duwna laka yaquwluwna lawkana lana
minal amri syay-unm-maa qutilnaa qul-law
kuntum fii buyuwtikum labara djal-ladziyna kutiba ‘alayhimul-qatlu ilaa madhaa
ji-‘ihim wa liyabtali-yallahu maafii shuduw-rikum wa-liyumahh-hhisha maafii
quluwbikum wallahu ‘aliymu-mbidzaathish-shuduwri”.
“Katakanlah : “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di
tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak merekan
tarangkan kepadamu ; mereka berkata : “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu
(haq campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh
(dikalahkan) disini”. Katakanlah : “Sekiranya
kamu berada di rumah, niscaya orang-orang yang telah ditaqdirkan akan mati
terbunuh itu keluar (juga) ke-tampat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat
demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa
yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati”. (QS. Ali Imran. 154).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar