Islam dan Para MalaikatNya
Hisab dan Pertanggungan Jawab.
Ketahuilah,
bahwa cara hisab (pertangggungan jawab) dihari kiamat itu berbeda-beda. Ada
yang ringan, ada yang berat, ada yang sukar dan ada yang mudah. Ada yang
berkesudahan dengan pijian dan ada yang berkesudahan dengan teguran. Dan Hisab
berlaku bagi semua, yang mu’min maupun yang kafir. Bangsa manusia atau bangsa
jin.
Diriwayatkan bahwa Sayyidina Ali r.a. berkata :
“Aku duduk bersama Nabi Muhammad
Rasulullah s.a.w. pada suatu hari dimana beliau mengisahkan cerita-cerita Bani
Israil dan ummat-ummat sebelunya. Pada akhir ceritanya Rasulullah s.a.w.
bersabda : “Wahai Ali ! Allah Ta’ala mengutus malaikat Jibril untuk
menceritakan padaku tentang hal ihwal ummatku dan bahwa di antara ummatku ada
orang-orang yang menghadap kepada Allah Ta’ala di waktu hisab dan berbicara
kepadaNya, sebagaimana seseorang berbicara terhadap lawan bicaranya.
Aku bertanya kepadanya : Wahai
Jibril ! Dapatkah seseorang melakukan itu ? berilah aku penjelasan hai Jibril ?
Malaikat Jibril menjawab : Aku akan memberitahukan pada Engkau, setelah
memperoleh idzin dari Allah Ta’ala. Pergilah malaikat jibril sesaat, kemudian
kembali lagi sambil tersenyum dan berkata : Aku telah memperoleh cerita yang
ajaib wahai Muhammad s.a.w. Apakah itu
wahai Jibril ? kataku, Malaikat Jibril berkata : Pertama, ketahuilah wahai
Muhammad bahwa di hari kiamat, Allah Ta’ala menyerahkan pada seseorang buku
catatan amalnya, lalu bertanya, setelah orang itu melihat dan memeriksa isinya.
Betulkah itu semuanya engakau yang melakukannya ? Allah Ta’ala bertanya. Tidak
tahu Tuhanku, sang hamba menjawab. Allah Ta’ala berfirman : Para malaikatku
yang mencatat itu semua, sedang engkau dalam keadaan lengah dan tidak sadar.
Sang hamba menjawab : Sesungguhnya para malaikat pencatat itu hamba-hambaMu
wahai Tuhanku, mereka bisa mencatat apa-apa yang mereka kehendakki, namu
Engkaulah wahai Tuhanku Hakim yang tidak menerima pengaduan, selain dengan
bukti yang nyata. Allah Ta’ala berfirman : Wahai hambaKu, siapakah yang harus
menjadi saksi ?
Padahal para malaikat itu semuanya hamba-hambaku,
dan engkau telah menolak semua catatannya. Bagaimana jika Aku {Allah}
menjadikan anggauta badanmu sebagai saksi ? Dapatkah engkau menerima dan
mengakuinya ? Hamba itu menjawab : Ya aku terima wahai Tuhanku. Lalu Allah
Ta’ala berfirman kepada lidah si hamba : Dengan kuasa-Ku berbicaralah wahai
lidah dan jangan berbicara melainkan yang benar. Maka berkatalah si lidah
menceritakan segala yang diperbuat selama di dunia yang baik maupun yang buruk.
Mendengar kesaksian si lidah, si hamba berkata : Wahai Tuhanku. Engkau
mengetahui bahwa lidahku adalah musuhku di dunia dan dosa-dosa terjadi sebab
karenanya dan kelancangannya. Maka dari itu aku tidak bisa menerima
kesaksiannya. Dan Engkau adalah Hakim yang adil, tidak akan menerima kesaksian
seorang musuh terhadap musuhnya.
Allah Ta’ala berfirman : Baiklah,
Aku panggil kedua tanganmu untuk memberikan kesaksiannya. Maka dengan idzin
Allah Ta’ala berbicaralah kedua tangannya itu, menceritakan segala perbuatannya
selama di dunia. Namun begitu selesai, si hamba tetap menolak penyaksiannya
dengan alasan bahwa menurut syari’aht Rasulullah s.a.w. satu saksi tidak cukup
dan harus ada saksi yang kedua untuk menguatkan saksi yang pertama, sedang
kedua tangan itu termasuk satu saksi. Lalu Allah Ta’ala menerima alasan itu dan
memerintahkan kedua kakinya untuk memberikan kesaksiannya. Dengan idzin Allah,
berbicaralah kedua kaki si hamba menceritakan segala amal perbuatanya selama di
dunia.
Dengan kesaksian yang diberikan oleh
kedua kakinya itu terdiamlah si hamba dengan heran dan takjub. Lalu si hamba
itu menegurnya. Wahai anggauta badanku, akulah kamu dan kamulah aku. Aku telah
membelamu agar selamat dari api neraka ,akan tetapi kamu malah menjerumuskan
diri kesitu. Seluruh anggauta badan berkata : Kami diperintahkan untuk
memberikan kesaksian yang benar dan mengucapkan kata-kata yang haq.”
Dan
akhirnya Allah Ta’ala memutuskan, agar malaikat Zabaniyah menyeret hamba itu
keneraka. Kemudian si hamba itu berkata, setelah mendengar putusa hukuman dari
Allah Ta’ala : Di manakah rahmat Engkau wahai yang Maha Penyayang ? Allah
Ta’ala berfirman : Rahmat-Ku hanya untuk orang-orang Islam yang beriman
kepada-Ku yang menjauhkan diri dari segala larangan-larangan-Ku dan melaksanakan segala perintah-perintah-Ku. Dan
segala keingkaran dan kemusyrikan dan takut akan adzab dan siksa-Ku. Namun jika
engkau mau mengakui akan kesalahan dan dosamu, Aku {Allah} akan mengampuni
dosa-dosa engkau. Si hamba berkata : Wahai Tuhanku, aku mengaku bersalah, aku
amat takut akan adzab dan siksa-Mu akan api neraka. Lalu Allah Ta’ala berfirman
kepada malaikat-malaikatnya : Bawalah hamba-Ku ini kesyurga sebab Aku {Allah}
telah mengampuninya. Lalu oleh malaikat di bawa ke syurga. Dan berserulah
kepadanya : Masuklah engkau ke syurga dengan damai dan aman.